Majalahparfum – Kita lanjutkan literasi berikutnya tentang tokoh yang paling berpengaruh dalam industri parfum modern. Ini adalah bagian yang kedua. Bagian pertamanya bisa kamu simak disini. Para master perfumer atau dalam istilah bahasa Prancis disebut dengan Maître Parfumeur, memiliki penciuman yang luarbiasa. Memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang ingredients, cara mengikat bahan kimia dan pencampurannya.

Tokoh industri parfum dunia

Seseorang disebut sebagai master perfumer tentulah telah memiliki jam terbang yang tinggi. Melalui tahun demi tahun pelatihan yang komprehensif, menciptakan karya-karya yang bernilai seni tinggi dalam bidang aromatik.

Bergelut dalam eksplorasi aroma merupakan keseharian bagi para tokoh-tokoh parfum yang kita bahas kali ini. Mereka ada yang pebisnis, influencer dan tentu saja sebagian merupakan ahli dalam komposisi, menciptakan signature dari bahan sintetik, mengujinya lalu memberi parfum tersebut identitas khusus yang akan menyeret memori bagi setiap orang yang menciumnya.

Annick Menardo yang mengendalikan emosi lewat wewangian

annick menardo

Tokoh parfum kita yang pertama adalah Annick Menardo. Bagi insan parfum tanah air, nama Annick Menardo mungkin tak begitu populer. Ia adalah hidung dibalik Bvlgari Black dan Patchouli24 dari Le Labo. Masterpiece dari perempuan kelahiran Cannes, Prancis yang mengambil prodi Psikiatri tapi malah menyelesaikan kuliahnya di sekolah parfum ISIPCA.

Setelah lulus kuliah, Annick Menardo dididik langsung oleh Michael Almairac di Créations Aromatiques dimana ia diperkerjakan. Annick adalah satu dari sedikit wanita yang memutuskan untuk berkecimpung secara total di dunia wewangian, terutama pada masa 80-an, dimana master perfumer kala itu didominasi oleh pria.

Memulai debut pertama

Annick Menardo diketahui saat ini bekerja untuk Symrise dimana YSL dan L’Oréal merupakan klien utamanya. Namun, Annick juga sempat bekerja untuk Firmenich pada tahun 1991 silam dan memulai debut parfum pertamanya Xerysus Rouge pada tahun 1995 menyusul Roma Per Uomo di tahun yang sama. Karya-karyanya yang lain yang tak kalah bergengsi adalah; Azzaro Visit, Boucheron Jaïpur Homme, YSL Body Kauros, Guerlain Boid d’Armenie, Dior Hypnotic Poison serta Armani Attitude. [/epcl_tab]

Menardo mengumpamakan menciptakan parfum ibarat bermain piano, dalam sebuah wawancara ia pernah mengatakan:

Ketika kamu memahami semua nada dan mampu untuk menggunakannya, pasti kamu bisa menciptakan lagu apapun yang kamu inginkan. Dengan syarat, berlatih dan berimprovisasilah terus menerus untuk menguji bakatmu.

Sosok yang emosional

Sebagai penyuka aroma oriental, Menardo – yang mendapat julukan “Queen of Anise” oleh rekan-rekan di lingkungan perfumer – sangat tidak menyukai aroma ketimun dan aroma daun segar. Ini sesuai dengan karakternya yang pemarah dan itu terungkap ketika ia berkolaborasi dengan master perfumer Jepang Nobi Shioya.

Mereka lantas menciptakan 7S, dimana karakter tersebut memiliki makna 7 dosa fatal yang direfleksikan dengan 7 jenis bahan dan aroma yang berbeda-beda, hasilnya merupakan paduan aroma bahan kimia yang keras serta aroma bunga yang gagal.

Jacques Polge

Buat para perfume lover pasti sudah tahu parfum ikonik nan legenedaris Coco Mademoiselle, Bleu de Chanel, Chance dan Allure yang dikeluarkan oleh Chanel. Jacques Polge adalah hidung dibalik itu semua, dan ia adalah tokoh parfum kita yang kedua.

Ia merupakan kepala perfumer di rumah parfum Les Parfums Chanel sejak 1978 hingga tahun 2015. Lelaki kelahiran Lagnes, Perancis tahun 1943 ini adalah lulusan sarjana Literatur Bahasa Inggris namun ia memutuskan berkarir di bidang wewangian dengan bergabung di Lab Roure Bertrand Dupont pada tahun 1970. 8 tahun kemudian, ia memutuskan untuk pindah ke rumah parfum Chanel.

Jacques Polge

Jacques Polge mulai tertarik ke dunia parfum setelah ia secara tak sengaja main ke Grasse waktu ia masih kecil. Kala itu ia melihat betapa Grasse dipenuhi dengan ladang-ladang bunga dimana-mana. Ia lalu merasa bahwa ia memiliki indera penciuman yang tajam serta ketertarikan yang sangat tinggi terhadap wewangian. Hal itulah yang membuatnya untuk kemudian mempelajari ilmu kimia.

Signature yang ia ciptakan tak hanya pada produk Chanel tapi juga menciptakan untuk Yves Saint Laurent, Emmanuel Ungaro, Tiffany serta Bourjois. Kiprahnya di dunia wewangian mencapai puncak ketika ia memperoleh penghargaan Ordre national du Mérite.

Pada tahun 2013, Jacques Polge memutuskan untuk pensiun dari Chanel, akan tetapi ia telah mempersiapkan pengganti untuk meneruskan perannya yaitu Olivier Polge dimana ia telah menurunkan semua pengetahuan dan bakat kepadanya. Untuk melihat daftar parfum yang pernah dibuat oleh Jacques Polge, silahkan merujuk kesini.

Pierre Bourdon

Tokoh parfum kita selanjutnya adalah Pierre Bourdon. Ia termasuk salah satu dari sekian perfumer yang masuk ke dalam jajaran produk Frédéric Malle. Ia adalah satu-satunya murid Edmond Roudnitska, sang pembuat kakek buyut parfum Dior Sauvage, Eau Sauvage. Bourdon pernah menempati posisi-posisi kunci di beberapa perusahaan dan rumah parfum ternama.

Ia mendobrak trend pasar pada era 80-an dengan parfum Cool Water dari Davidoff. Dengan visi yang sama dengan Frédéric Malle, ia memiliki filosofi bahwa wewangian haruslah diciptakan seperti karya seni.

pierre boourdon

Tak seperti master perfumer pada umumnya, lelaki kelahiran tahun 1946 ini justru bersekolah mengambil jurusan ilmu politik. Pertemuannya dengan Edmond Roudnitska mengubah haluan hidupnya. Ia lalu memutuskan untuk mengabdi di Roure Bertrand Dupont, Grasse selama 5 tahun.

Bourdon pernah menghasilkan karya yang sangat hits untuk YSL yaitu Kouros pada tahun 1981. Lanjut kemudian mengepalai Takasago Eropa selama 9 tahun sejak tahun 1982. Pada awal 90-an ia menjadi Direktur Kreatif untuk Quest International  disusul kemudian menjadi CEO untuk Fragrance Resources ketika mereka membuka cabang di Paris pada tahun 1993.

 

Menghargai filosofi parfum ala Frédéric Malle

frederic malle

Pernah dengar parfum FM? Ya, kita sedang membicarakan pendiri sekaligus pemiliknya, Frédéric Malle. Dalam website resminya fredericmalle.com menjelaskan secara singkat bahwa ia bukanlah seorang perfumer. Ia adalah generasi ketiga dalam keluarganya yang menekuni bidang parfum. Ia merupakan tokoh parfum yang sangat terkenal sebagai publisher parfum.

Malle menempuh pendidikan formal jurusan Seni Sejarah Dan Ekonomi di Universitas New York. Seperti halnya tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam bidang wewangian lainnya, Frédéric Malle lahir di Perancis.

Kakeknya Serge Heftler-Louiche adalah pendiri Parfum Christian Dior dan karena dedikasinya profil Serge tak bisa lepas dari jajaran sejarah wewangian di Perancis. Ibunya telah bekerja untuk Dior mulai usia 18 hingga 65 tahun. Lulus kuliah Frédéric Malle meniti karir dalam pemasaran dan periklanan. Tak lama setelah itu, pada tahun 1988 ia pun memutuskan untuk bergabung dengan Laboratorium parfum bergengsi Roure Bertrand Dupont.

Mulai menekuni bisnis parfum

Malle lalu membangun relasi yang bagus dengan para perfumer. Jean-Louis Sieuzac adalah kepala Lab pada saat itu, memperhatikannya sejak lama kemudian menjadikannya asisten. Ia kemudian membiasakan Malle dengan beberapa aroma untuk membangkitkan ketertarikannya dalam pembuatan parfum. Malle menghabiskan 25 tahun di tempat itu.

Setelahnya, ia mulai memberanikan diri menjadi konsultan bagi LVMH, Christian LaCroix dan Hermes.

Frédéric Malle memiliki peran yang sangat penting dalam industrialisasi parfum-parfum berkualitas setelah ia mendirikan Editions Du Parfums pada tahun 2000.

Lahirnya Editons Du Parfums

Sebelumnya, nyaris semua produk parfum berlomba-lomba membesar-besarkan merknya sendiri. Membayar artis-artis papan atas untuk membuat seolah-olah parfum mereka sangat penting dan bagus, sehingga banyak parfum-parfum yang lahir bukan karena kreatifitas, melainkan tuntutan komersial dan brand awareness belaka.

Orang-orang itu kebanyakan terdiri dari para marketing dan awam tentang wewangian. Mereka tidak perduli dan tidak mau tahu tentang bagaimana membuat parfum. Mereka yang memutuskan mana parfum yang harus dijual dan mana yang tidak berdasarkan sense of capitalism mereka sendiri. Fokus pada tampilan, bukan isinya. Para ahli parfum sendiri dieksploitasi untuk menghasilkan produk-produk yang komersial dan mereka sangat tidak menyukai kondisi ini.

Editions Du Parfums sendiri merupakan sebuah merk dengan konsep yang mendobrak pasar kala itu. Malle memilih master perfumer terbaik papan atas dunia untuk membuat parfum mereka sendiri, lalu menonjolkan mereka.

Hilangkan semua yang berlebihan atau hanya hiasan. – Frédéric Malle

Melakukan pendekatan klasik dan modern dalam produksi parfum

Dibawah bendera Editions Du Parfums, kini setidaknya 12 master perfumer telah bergabung untuk melengkapi koleksi Editions Du Parfums. Setiap parfum baru yang akan lahir membutuhkan setidaknya 6 hingga 18 bulan, dan saat ini telah lebih dari 20 parfum yang telah dirilis.

Malle mengembalikan idealisme para pembuat parfum kelas dunia dalam menghasilkan karya-karyanya. Membiarkan para master perfumer dengan metode racikan klasik namun dengan pendekatan aroma yang modern.

Parfum hasil ciptaan mereka kemudian dijual dengan mencantumkan nama pembuatnya dan menggunakan merk Editions Du Parfum Frédéric Malle . Inilah parfum mewah yang ia maksud. Bukan mewah karena dikesankan, tapi karena merupakan hasil karya asli dari penciptanya.

Mungkin itu juga yang menyebabkan harga parfum-parfum Editions Du Parfums menjadi sangat mahal, tak lain karena idealisme para pembuatnya. Untuk mengekspansi pasar yang lebih luas, Malle menawarkan Editions Du Parfums kepada Estée Lauder. Lalu pada bulan Januari 2015, perusahaan kosmetik internasional Estée Lauder mengakuisisi Editions Du Parfum.

 

Michael Almairac tokoh parfum yang menjadikan parfum adalah hidupnya

Satu lagi tokoh parfum yang merupakan alumnus Roure Bertrand Dupont yang populer adalah Michael Almairac. Mentornya Annick Menardo yang juga pernah bekerja untuk Takasago. Lahir di ‘negeri wangi‘ Grasse, Perancis tahun 1953. Tak banyak yang tahu kalau dia adalah hidung dibalik parfum-parfum istimewa untuk merk kelas dunia Burberry dan Escada, merk yang dikeluarkan oleh rumah parfum Creations Aromatique yang legendaris itu.

mmichael almairac

Parfum adalah hidup

Buat Almairac, parfum bukan hanya sebuah profesi tapi merupakan hidupnya. Mungkin alasan itu yang membuat ia sering berpindah lab. Tak heran jika ia dan kedua anaknya Benjamin Almairac dan Romain Almairac pada bulan September 2016 lalu mendirikan sebuah lab yang juga berfungsi sebagai showcase, sekaligus sebuah toko yang memberikan pengalaman berbelanja parfum secara maksimum. Mereka menyebut bisnisnya; Parle Moi De Parfum.

Mungkin kalau disini kita menyebutnya custom fragrance. Sebuah konsep bisnis parfum yang membuatkan aroma berdasarkan request atau karakteristik sang pemesan.

Dalam website resminya mereka menjelaskan bahwa di tempat itu mereka mendirikan sebuah ruangan khusus seperti lab dimana semua orang dapat menyaksikan bagaimana parfum dibuat berdasarkan magic dan tehnik, berpadu dengan kemudahan yang membingungkan sekaligus kerumitan yang menjengkelkan, persis seperti kata ayahnya kalau ditanya mengenai pekerjaannya.

bagian dalam par le moi de parfum
ruangan yang dimaksud benjamin di par le moi

Melukis di kepala

Ketika Michael mencium bau Rose – anaknya menceritakan -, ia segera menggambarkan susunan komposisi aroma itu didalam kepalanya. Ketika ia terserang kantuk yang hebat, ia masih bisa menghitung formula rencana aroma berikutnya. Dan ketika ia menikmati marshmelo, ia masih bisa menggabungkan aroma vanilla dan orange blossom meskipun dengan mata terpejam!

Selanjutnya ia segera menyusun bahan-bahan untuk dijadikan formula, menimbang-nimbang berat campuran, mencoba-coba hasil hingga aroma yang didapat sesuai dengan apa yang terbayang dikepalanya menjadi stabil dan seimbang – tutup Benjamin.

Selain Creations Aromatique, Almairac juga pernah bekerja untuk Drom, baru kemudian ke Robertet pada akhir 1990 yang membuatnya kembali lagi ke Grasse. Beberapa parfum best seller yang pernah dibuat oleh Almairac antara lain; Cašmir” for Chopard, “Parco Palladiano VII” for Bottega Veneta, “Chloé” dan“Gucci Rush”.

Untuk melihat daftar parfum yang pernah dibuat oleh Almairac, silahkan merujuk kesini.

Jeremy Fragrance sang tokoh parfum influencer

Tokoh parfum eksentrik yang gemar memamerkan tubuhnya yang atletis ini bukanlah master perfumer melainkan influencer. Tapi kiprahnya dalam industri parfum menjadi referensi bagi para penjual minyak wangi di seluruh dunia. Terutama rekomendasi-rekomendasi yang ia bagikan melalui chanel YouTube miliknya.

Pengikutnya di Youtube sudah mencapai 2 jutaan dan telah ditonton sebanyak 280 juta kali¹. Itu belum termasuk 6 juta followers setianya di Tiktok. Seringkali sesuatu yang ia rekomendasikan mempengaruhi industri parfum, terutama dari sisi penjualan. Tentu saja parfum yang dimaksud disini adalah parfum-parfum dengan merk ternama.

jeremy fragrance

Lahir dengan nama Daniel Sredzinski 34 tahun yang lalu, lelaki kelahiran Jerman ini meraup penghasilan setidaknya Rp10 Milyar sejak penampilannya pertamakali pada bulan Mei 2014 hingga sekarang, atau lebih dari Rp100 Juta setiap bulannya. Itu belum termasuk penghasilannya berafiliasi dengan merk-merk tertentu.

Langsung viral dengan membandingkan parfum

Penampilan perdananya langsung bikin heboh dengan membandingkan parfum Jean Paul Gaultier’s Le Male dengan Paco Rabbane 1 Million. Konten-konten video Jeremy sangat mengena bagi pengguna yang awam tentang parfum namun memiliki minat untuk mencoba aroma yang baru, begitupun para pelaku pasar untuk niche parfum. Penjelasannya yang lugas, gamblang berdurasi singkat dan to the point menjadikan konten-konten Jeremy selalu ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya.

Uniknya, Jeremy sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan parfum. Awalnya ia melakukan hal itu hanya untuk jalan pintas untuk menjadi terkenal. Namun, takdir menentukan sebaliknya. Kian hari Jeremy semakin populer berkat para penonton yang memintanya untuk me-review parfum tertentu dan Jeremy dengan senang hati menjawabnya dengan konten video.

Akhirnya mengeluarkan produk sendiri

Pada tahun 2018 ia dan team nya sempat bikin geger kancah keharuman karena mengeluarkan parfum dengan merk Fragrance One. Sebuah mahakarya hasil kerjasama dengan Master Perfumer Alberto Morillas. Meskipun tergolong sangat mahal, namun penjulannya tembus USD 1 Juta, sebuah sukses besar bagi pemula seperti Jeremy yang tak terlalu paham tentang seni kimiawi.

Jeremy sering membagikan tentang tips dan trik menggunakan parfum, parfum yang cocok untuk bepergian ke lingkungan tertentu, parfum yang cocok bagi wanita tertentu, parfum bagi para pekerja lapangan, parfum bagi kulit yang sensitif, dan lain sebagainya.

=====

Referensi:

  1. Laporan Statsman per-Juli 2023.
  2. Euronews – Meet Jeremy Fragrance: The world’s most popular perfume influencer.
  3. Agar-i-pizmo – Sylwetki twórców – Annick Ménardo
  4. Encore – Annick Menardo : Je Vis Les Odeurs Inténsement Depuis Toute Petite
  5. Frederic Malle – About.
  6. Fashionista – How Frederic Malle Made Niche Perfume Brands As Trendy As Celebrity Ones
  7. Fragrantica – Jacque Polge
  8. Perfumum – Pierre Bourdon