Majalahparfum – Setelah beberapa waktu, kita kerapkali tak lagi mencium aroma parfum yang kita semprotkan ke diri kita. Ini bukan pertanda parfum itu tak cocok untuk Anda atau kekuatannya memudar. Indra penciuman kita sangatlah efisien. Kemampuannya untuk mendeteksi dan mengenali apa yang kita cium, dalam banyak kasus, sangat tinggi.
Peran otak dan reseptor
Meski demikian, bagian perlengkapan pemrosesan yang sangat kuat dan efisien juga harus berperilaku sangat bijak dan inilah yang membuat kita mengalami kelelahan penciuman (olfactory fatigue). Dengan demikian, meski kita masih mencium sesuatu, kita tidak mendaftarkan atau mengidentifikasi baunya sebanyak yang kita lakukan saat kontak pertama.
Dalam kondisi ini, otak mematikan mekanisme pertahanannya dan mulai mengabaikan aroma tersebut yang ia anggap sebagai “milik kita,” “alami,” dan yang terpenting “aman.” Mekanisme ini mematikan sensitivitas dan persepsi terhadap bebauan secara selektif. Sehingga, jika sebuah aroma baru muncul di sekitar kita, indra penciuman akan memberi tahu tanpa masalah.
Ini penyebab yang sama mengapa kita tidak mengidentifikasi aroma unik rumah sendiri kecuali kita baru kembali dari liburan atau menjauh darinya beberapa jam. Atau mengapa saat memasak di dapur kita tak terlalu mencium aroma pedasnya, berbeda dengan orang yang baru masuk dapur.
Nah, dalam kondisi di mana otak tak memberi umpan balik kepada pikiran sadar Anda (informasi bahwa Anda memakai wewangian), percayalah orang lain menikmati aroma wewangian yang Anda pakai.
Untuk menangani kelelahan penciuman, miliki koleksi wewangian gantilah wewangian dari hari ke hari atau dari satu kesempatan ke kesempatan lain (siang atau malam) sehingga reseptor penciuman Anda tetap siaga.