Majalahparfum – Inilah 10+ tokoh parfum paling berpengaruh dalam bidang wewangian. Jika membicarakan tentang fashion, nama-nama seperti Gucci, Versace, Yves Saint Laurent dan lain-lain pasti sudah tidak asing lagi di telinga dan sudah biasa kita kenal karya-karyanya sehari-hari. Dan nama-nama hebat tersebut juga memiliki pengaruh yang kuat dalam bidang fashion.

Kebanyakan rumah parfum, atau biasa disebut Maison lahir dan berlokasi di Prancis, itulah kenapa Prancis mendominasi industri parfum dunia.

Namun tak banyak orang yang mengetahui bahwa dalam bisnis multimilyar dolar ini ada beberapa nama besar dan cukup berpengaruh dalam bidang wewangian. Mereka terdiri dari orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk meriset, menemukan, meracik dan menciptakan aroma-aroma yang sangat populer di dunia saat ini terutama dalam bidang kosmetika.

Peracik parfum itu tak jauh beda dengan seniman.Mereka menuangkan inspirasi, bakat dan imajinasi dengan sepenuh hati menjadi sebuah karya seni yang berupa wewangian. Sebagaimana juga desainer fashion. Mereka berlepas diri dari segala keterikatan yang membelenggu hasrat mereka untuk menggali sesuatu yang – tak bisa terlukis – dengan bau yang memenuhi isi kepala yang hanya mereka yang tahu bagaimana bentuknya.

Master perfumer

Mereka adalah master perfumer. Aroma-aroma yang telah mereka ciptakan sangat eksklusif sehingga membentuk karakteristik tersendiri. Inilah yang menjadi alasan mengapa para pecinta parfum memiliki loyalitas yang tinggi dengan merk-merk tertentu.

Maka tak heran hasil karya mereka sangat bernilai dan harganya berbanding lurus dengan apa yang telah mereka ciptakan. Mereka adalah orang-orang yang sangat mengenali struktur molekul yang menyusun aroma seolah mengenali anak mereka sendiri.

Majalahparfum menambahkan karakter 10+ karena kita akan membahas 10 tokoh berpengaruh yang erat kaitannya dengan parfum ditambah dengan para ifluencer terkemuka dunia dalam bidang yang sama.

Baiklah, berikut adalah 10+ tokoh paling berpengaruh dalam dunia parfum yang dapat kami uraikan secara singkat. Sedangkan profil mereka akan kami sajikan masing-masing dalam halaman-halaman yang tersendiri.

Alberto Morillas

Lelaki berdarah Spanyol kelahiran Seville tahun 1950 ini merupakan tokoh kita yang pertama. Saat ini ia menjadi seorang master perfumer di Swiss dan juga perusahaan makanan dan kecantikan terkemuka DSM-Firmenich Belanda.

Ia adalah fragrance nose dibalik 467 parfum ikonik terkemuka dunia diantaranya adalah: Calvin Klein CK One, Giorgio Armani Acqua Di Gio, Bvlgari, Givenchy, Gucci, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Terinspirasi dari Vogue

Alberto Morillas kecil yang pada saat itu berusia 10 tahun lalu hijrah ke Swiss dan bersekolah di sekolah seni Ecole des Beaux-Arts yang berlokasi di Jenewa. Sebuah artikel yang membahas tentang seorang master perfumer Jean-Paul Guerlain dalam majalah Vogue rupanya begitu menginsiprasi Alberto Morillas

Pada waktu senggangnya ia diam-diam memperdalam ilmu tentang aromatik secara otodidak selama bertahun-tahun. Latihan terus-menerus membuatnya memiliki penciuman aroma yang sangat terlatih hingga akhirnya menginjak usia 20 tahun ia mulai memberanikan diri berkiprah dalam dunia wewangian dengan bergabung dengan DSM-Firmenich.

“Saya hanya memiliki hasrat untuk berkreasi,” ucapnya kepada majalah Lifestyle pada tahun 2019 lalu. “Aku bergabung dengan Firmenich sejak usia 20 tahun, dan hingga kini masih di perusahaan yang sama. Aku masih memiliki emosi yang sama setiap hari ketika sedang membuat parfum baru ; inilah hidupku, enerjiku, dan cintaku.” tutupnya.

Pada tahun 2003, Alberto Morillas meraih penghargaan Prix François Coty yang saat ini sudah berganti nama menjadi The Phenix Award, sebuah ajang bergengsi dalam dunia wewangian kelas dunia yang berpusat di Perancis.

Luarbiasanya lagi, Alberto Morillas masih memiliki ingatan yang kuat terhadap ingredients dari semua parfum yang pernah ia buat meskipun jumlahnya ratusan.

“Setiap kali aku mencium aroma yang pernah aku buat, aku masih merasakan getarannya. Parfum memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Aku jadi mengerti, kenapa orang menyukainya”

Meskipun menetap di Jenewa, namun Alberto Morillas juga sering bolak-balik ke New York untuk menemui para kliennya.

Silahkan merujuk kesini untuk melihat daftar-daftar parfum yang pernah dibuat oleh Alberto Morillas.

Francis Kurkdjian

Parfum adalah seni yang membuat memori bercerita – Francis Kurkdjian

Parfumlover mana yang tidak kenal dengan Baccarat 540? Poduk parfum ikonik yang sangat melekat dengan sosok Francis Kurkdjian sang tokoh parfum.

Lahir di Grasse, Prancis rupanya membawa berkah tersendiri bagi Francis Kurkdjian. Bagaimana tidak? Tempat ia lahir sudah dikelilingi oleh taman-taman aromatik seperti jasmine, lavender dan mawar. Belakangan, Grasse kemudian menjadi pusat parfum dunia.

Debut pertama yang mendunia

Pemilik Maison Francis Kurkdjian Paris yang lahir pada tahun 1969 ini mulai menjadi buah bibir saat masih di rumah parfum prestisius Takasago. Kala itu, ia mampu membuktikan kepiawaian meracik parfum solo pertamanya yang kini dikenal dengan nama Le Male Jean Paul Gaultier. Mulai saat itulah eksistensinya dalam industri parfum mulai diperhitungkan.

Kurkdjian mulai terjun ke dunia wewangian pada usia 25 tahun setelah menyelesaikan studi di ISIPCA Versaille, Prancis. Itu adalah kampus internasional ternama dalam bidang kosmetik dan aromatika.

Hasil-hasil karya Kurkdjian dalam bidang wewangian bukan hanya dikenal karena kreatifitasnya namun juga kreatifitasnya dalam mencapai hasil yang kreatif itu sendiri. Mengapa demikian? Karena darah seni sangat kental mengalir di tubuhnya.

Menjadi musisi dan penari

Selain piawai sebagai pembuat parfum, rupanya Kurkdjian juga seorang musisi sekaligus penari!. Tak heran parfum-parfum yang lahir dari tangannya sarat dengan nuansa ekspresi tentang kesenian.

Karena dedikasinya tersebut, ia pernah meraih Penghargaan Prix François Coty pada tahun 2001 dan disusul Penghargaan Chevalier des Arts et des Lettres pada tahun 2008 silam. Meskipun begitu, Kurkdjian tetap seorang yang humble dan terus mendedikasikan hidupnya dalam melahirkan parfum-parfum kelas dunia.

Kini, banyak pesohor dan artis yang sudah mereferensikan rumah parfum Maison Francis Kurkdjian sebagai tempat dimana mereka menemukan signature mereka dalam kosmetika, terutama parfum yang mereka kenakan. Sebagian diantaranya kemudian menjalankannya sebagai bisnis.

Selain Baccarat Rouge 540, parfum-parfum yang pernah dibuat oleh Kurkdjian antara lain, Narciso Rodriguez for Her, Carven Le Parfum dan masih banyak lagi. Silahkan merujuk kesini untuk melihat daftarnya.

Jacques-Paul Guerlain & Jean-Paul Guerlain

Keluarga Guerlain diketahui sebagai pemilik rumah parfum tertua di Prancis dan sudah dianggap sebagai ikon-nya Prancis dalam bidang perfumery. Mereka mendirikan butik di jantung kota Paris sejak tahun 1828 dengan leluhur mereka Pierre-François-Pascal Guerlain sebagai foundernya. Pierre-François-Pascal Guerlain sendiri sebenarnya seorang dokter yang memiliki pengetahuan tentang kimiawi dan pada awalnya menciptakan produk-produk kosmetika seperti maskara, skincare dan eyeliner.

Penemu lipstik modern

Tak banyak yang tahu bahwa pada tahun 1840 Guerlain memperkenalkan lipstik modern pertamakali di dunia. Selain itu, mereka jugalah yang membuka usaha Spa pertama. Puncak popularitas butik Guerlain adalah ketika ia mempersembahkan Eau de Cologne Impériale untuk permaisuri Eugénie sebagai hadiah pernikahan dengan Napoleon III pada tahun 1853.

Sebagai tokoh parfum, Jean yang saat ini telah berusia 82 tahun merupakan generasi keempat setelah Pierre-François-Pascal Guerlain,  Aimeé Guerlain dan Jacques Guerlain. Jean dinobatkan sebagai salah satu perfumer paling berpengaruh pada abad ke-20. Pada usia 22 tahun Jean mewarisi Maison Guerlain dari sang kakek, Jacques yang terkenal dengan hidung dibalik Samsara, Nahema, Mitsouko dan Jardins De Bagatelle serta lebih dari 400 parfum lainnya.

Jacques Guerlain
Jacques Guerlain

Ia juga merupakan konsultan parfum bagi perusahaan konglomerasi LVMH yang telah mengakuisisi Maison Guerlain sebesar 1,4 Milyar US Dollar pada tanggal 29 April 1994.

Menebak cognac tanpa mencicipi

Ada kisah menarik setelah ia putus sekolah sastra akibat masalah penglihatan. Kakeknya – Jacques – sangat prihatin dengan masalah cucunya lalu mencoba untuk mendidik Jean kecil dengan berbagai aroma agar ia tak terlalu bersedih. Ketika menginjak remaja, penciuman Jean sudah mulai berkembang terhadap aroma.

Dalam sebuah kesempatan di Inggris ia mengesankan semua orang dengan memilih Cognac terbaik tahun 1911 dalam sebuah ‘tantangan rasa’ di rumah minuman terkemuka Hennessy hanya dengan mencium aromanya.

Setiap parfum yang aku ciptakan, merupakan potret seorang wanita – Jean-Paul Guerlain.

Dinobatkan sebagai penerus maison

Pada tahun 1955, bunga jonquil yang biasa mereka gunakan sebagai bahan pembuatan parfum Vol De Nuit mengalami gagal panen akibat musim dingin yang berkepanjangan. Jean lalu berinisiatif untuk membuat aroma tiruan bunga tersebut dengan mencampur beberapa bahan alami dan bahan kimia. Hasilnya, sangat mirip dengan aroma bunga jonquil yang asli.

Kakeknya yang mengetahui hal itu segera memberitahukan ayah Jean – Aimeé Guerlain – bahwa ia telah menemukan penerus maison berikutnya.

Saat ini, Thierry Wasser adalah pewaris Maison Guerlain yang terakhir, rumah parfum (Maison) Guerlain yang telah melahirkan sekitar 1100 parfum selama 5 generasi dimana semua hasil karya tersebut dinilai sebagai masterpiece dalam industri parfum dunia.

Jean-Claude Ellena

Jean-Claude Ellena merupakan perfumer in-house untuk perusahaan fashion kenamaan Bvlgari sebelum akhirnya pindah ke Hermés pada tahun 2004. Tokoh parfum ini, lahir pada tahun 1947 dalam keluarga pembuat parfum di Grasse, pusat parfum dunia di Prancis. Sebuah tempat yang sudah ditakdirkan memiliki atmosfir yang berbeda dari belahan dunia lainnya, yaitu atmosfir wewangian.

Dialah hidung dibalik parfum fenomenal Terre d’Hermès, parfum pria terlaris di Prancis.

Ellena memiliki seorang sahabat sekaligus influens terhadap karirnya sebagai master perfumer yaitu Edmond Roudnitska, sang kreator Le Parfum de Thérèse. Seorang perfumer yang lebih menghargai ketenangan dalam membuat parfum.

Ciri khas utama

Kebiasaan sang sahabat rupanya menular pada Ellena hingga akhirnya ia memiliki ciri khas tersendiri dalam hal menciptakan wewangian yaitu pendekatan minimalistik. Fokus pada ingredients tunggal dan tidak suka mengulang-ulang komposisi.

Masa remajanya ia habiskan sebagai perfumer pemula di Antoine Chiris dan sempat bersekolah beberapa bulan di sekolah parfum Givaudan. Pernah meracik beberapa parfum juga untuk The Different Company sebelum bergabung dengan Hermés.

Parfum dari 100% bahan alami

Pada tahun 2019, Ellena telah membuktikan pencapaian professionalitasnya sebagai perfumer dengan menciptakan parfum dari 100% bahan-bahan alami yang sangat langka dan mulia. Itu dilakukannya ketika menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Rumah Parfum Le Couvent.

 Parfum seharusnya sentuhan yang lembut, bukan sesuatu yang menghentak, apalagi sambil teriak. – Jean Claude Ellena.

 

Silahkan merujuk ke sini untuk melihat daftar parfum yang telah dibuat oleh Jean-Claude Ellena.

Bertrand Douchafour

Bertand Douchafour dikenal sebagai Chief Perfumer untuk L’Artisan Parfumeur. Meskipun saat ini ia telah menjadi perfumer independen, Douchafour telah mendedikasikan hidupnya dalam industri parfum lebih dari 50 tahun. Ia telah menjadi pelopor dalam niche industri parfum modern.

Sebagai tokoh parfum, spesialisasi Douchafour adalah membuat parfum yang terinspirasi dari wangi dupa. Atas karya-karyanya ia pernah mendapatkan penghargaan Fifi Awards di Russia.

Douchafour memulai karirnya sebagai peracik parfum pemula mulai tahun 1985 di Lautier Florasynth yang berkantor di Grasse. Ia sangat produktif dalam memproduksi aroma-aroma terbaru hingga saat ini.

Ciri khas Douchafour adalah mengkombinasikan komposisi ingredients ringan dan berat dalam sebuah karya tunggal sembari terus memberikan sentuhan unik pada kreasinya sehingga agak sulit ditebak.

Debut pertamanya adalah menciptakan signature untuk parfum Jo Malone, Amber & Lavender pada tahun 1995. Ia juga pernah berkarir untuk rumah-rumah parfum ternama seperti Givenchy, Christian Dior, Acqua di Parma serta Penhaligon.

Saat ini Douchafour menjadi konsultan di Technicoflor. Tak sedikit yang menilai miring terhadap hasil-hasil karyanya. Namun Douchafour telah membuktikan kepiawiannya dengan salah satu salah satu parfum terbaik Timbuktu yang telah menjadi best seller hingga saat ini.

 

Silahkan merujuk ke sini untuk melihat daftar parfum yang pernah dibuat oleh Douchafour.

=========

Referensi:

  1. Fragrantica – Nose Francis Kurkdjian
  2. Alfa Leonis – Jean – Paul Guerlain
  3. The Nationalnews – Alberto Morillas, the nose behind some of the world’s most popular perfumes
  4. Fragrantica – Alberto Morillas
  5. Newyorker – The Scent Of The Nile
  6. Frederic Malle – Jean-Claude Ellena
  7. Fragrantica – Jean-Claude Ellena
  8. Medium.com – Bertrand Duchaufour Short Biography

(Bersambung ke Bagian Kedua)