Majalahparfum – Kaya mendadak dari Ambergris yang mendapat julukan sebagai emas terapung bukanlah sekedar isapan jempol. Namun sebelum kamu bersiap untuk meninggalkan semua aktifitasmu untuk berburu Ambergris, ada baiknya menyimak artikel yang telah disusun oleh team Majalahparfum kali ini. Disini kita juga membahas bagaimana Ambergris mempengaruhi perkembangan parfum serta dampak negatif dari komersialisasi Ambergris terhadap fauna laut.

Pembahasan ini agak panjang, jadi bijaklah dalam membagi waktu untuk memprioritaskan hal yang paling penting terlebih dahulu karena kita tidak sedang ‘live’ yang hanya bisa disimak sekali tayang. Kamu bisa menyambung literasi ini kapanpun kamu mau dengan mengunjungi website Majalahparfum.

Apa itu Ambergris?

Ambergris adalah benda yang berasal dari muntahan Paus Sperma berwujud bongkahan mirip batu yang agak licin mengkilap ketika basah. Diperkirakan hanya 1 persen dari jumlah Paus Sperma di lautan yang memuntahkan ambergris. Hanya spesies Paus Sperma (Physeter Macrocephalus) yang memuntahkannya. Itupun terbatas hanya yang berjenis kelamin jantan.

Paus Sperma (Physeter Macrocephalus) Sumber: Majalah Science

Ambergris adalah zat yang mudah terbakar.  Jadi jangan berfikir bahwa semua ikan paus itu bisa muntah dan menghasilkan Ambergris. Juga jangan pernah sekali-kali membalik nama Paus Sperma jadi Sperma Paus, karena dua hal itu dahulu kala sering disalah artikan sebagai ambergris.

Cetalox (Ambergris)
Cetalox (Ambergris) Sumber: Wikiparfum

Kata Ambergris itu sendiri muncul setelah abad ke-13 dimana sebelumnya bangsa Romawi menyebut fosil muntahan ikan paus itu dengan sebutan “amber”, merujuk pada asal sebutan anbar (عنبر) dari orang-orang Arab untuk menyebut getah pohon damar (resin) karena kemiripannya diantara keduanya yang pada saat ditemukan pertamakali berwarna kuning¹.

Tapi orang-orang Perancis kemudian menemukan lebih banyak Amber yang berwarna abu-abu yang terbawa arus hingga ke Pantai Utara. Oleh karena itu, untuk membedakannya dengan resin kayu, mereka menambahkan kata ‘gris’ yang artinya abu-abu di belakang kata ‘amber’, jadilah benda tersebut kemudian disebut “amber-gris” yang artinya amber abu-abu meskipun kadangkala ambergris ditemukan dengan warna yang cenderung lebih gelap ataupun cenderung kekuningan.

Ambergris merupakan bongkahan yang terbentuk dari sistem pencernaan paus sperma sebagai upaya untuk melindungi organ perut dari luka akibat tumpukan sisa-sisa organ keras hewan laut yang menjadi makanan favorit paus sperma seperti paruh cumi-cumi, sotong, gurita dan jenis cephalopoda lainnya.

Sebenarnya, paus sperma biasanya langsung memuntahkan bagian-bagian yang keras tersebut sebelum masuk ke sistem pencernaan, namun entah bagaimana tetap saja ada yang sempat masuk dan bertahan di dalam perutnya selama bertahun-tahun, menumpuk lalu mengeras. Itulah kemudian yang akhirnya ia muntahkan kemudian mengambang hingga hanyut ke bibir pantai.

Mengapa ambergris yang terlihat seperti batu dapat mengambang di permukaan laut? Hal ini dapat terjadi karena ambergris memilki kepadatan hanya sebesar 0.78-0.93 g/cm3.

Aroma ambergris bervariasi mulai dari woody, dry, balsamic, kadangkala bau seperti tembakau bahkan tak jarang seperti bau karangan bunga dengan sentuhan afrodisiak.

Penyebaran ambergris dapat ditemukan di berbagai wilayah seperti Samudera Atlantik, Samudra Hindia, gugusan pantai di Brazil, Afrika, Madagaskar, Kepulauan Malawi, Cina, Jepang, Selandia Baru, hingga kepulauan Karibia.

Namun sayangnya, ambergris kadangkala menyebabkan kematian pada paus itu sendiri. Seperti sebuah kejadian pada akhir bulan Juni tahun 2023 yang lalu di Kepualauan Canary, dimana seekor Paus Sperma muda ditemukan mati terdampar di pantai akibat pembusukan usus yang disebabkan penyumbatan oleh 9 Kg ambergris dalam sistem pencernaannya. Akibatnya ususnya meledak kemudian bangkainya terdampar. Kejadian itu sungguh menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar karena mereka mendapatkan ambergris senilai hampir 2 milyar Rupiah.

Sejarah Ambergris

Menurut catatan, pada tahun 2013 lalu fosil Ambergris tertua berusia 1,75 juta tahun yang lalu telah ditemukan oleh Dr. Paola Sassi dan koleganya dari sesama Departemen Kimiawi Universitas Perugia di sebuah laut dangkal yang banyak mengandung tanah liat yang pernah terbentuk pada zaman Pleistocene di Italia². Tidak hanya satu struktur, tapi setidaknya ada 25 struktur Ambergris di area seluas 1200 meter persegi.

Fosil Ambergris berusia 1,75 juta tahun (Angela Baldanza et al).
Fosil Ambergris berusia 1,75 juta tahun (Angela Baldanza et al).

Hal itu membuktikan bahwa Paus Sperma pernah menguasai dan beraktifitas di laut Thyrrenian sejak 1,75 juta tahun yang lalu. Lantas sejak kapan manusia mulai mengenal dan memanfaatkan Ambergris? Hal itu tidak diketahui dengan pasti. Namun jejaknya mulai terlihat sekitar 1000 tahun yang lalu sejak pedagang Arab Ibnu Haukal memperkenalkannya ke pasar senilai dengan emas dan budak.

Sebelum tahun 1800-an, saat dimana masa kelam kehidupan Paus Sperma dimulai dalam bentuk perburuan besar-besaran oleh manusia, orang-orang pada jaman awal Eropa Modern berasumsi bahwa Ambergris berasal kristalisasi buih laut atau tumpukan kotoran sekelompok besar burung yang kemudian menyatu dan mengeras membentuk bongkahan.

Marco Polo sendiri yang tahu bahwa orang-orang Asia berburu Paus Sperma karena Ambergris berasumsi bahwa benda itu termakan oleh Paus Sperma bersama-sama dengan makanan lainnya.

Sejak sekitar tahun 1000 SM di China, ambergris dikenal dengan sebutan lung sien hiang yang artinya aroma ludah naga karena orang-orang China kala itu meyakini bahwa ambergris berasal dari iler Naga Laut yang menetes ke lautan dikala a sedang bersantai di bebatuan.

Bahkan Royal Society di London pernah mengumumkan bahwa Ambergris dihasilkan oleh ‘makhluk tak diketahui’ yang diyakini berkerumun seperti lebah di bibir pantai ataupun di laut. Ambergris terbesar yang pernah tercatat adalah yang pernah ditemukan oleh VOC³  pada tahun 1693 yaitu seberat 635Kg berdiri setinggi hampir 6 kaki. Mereka mendapatkannya dari Raja Tidore di Maluku. Jika dikonversi dengan mata uang saat ini, Ambergris itu senilai 1,13 juta Euro atau hampir setara dengan Rp20 milyar.

Jan Saenredam print of a beached whale
Sebuah lukisan dari Museum Belanda Jan Saenredam, Beached Whale at Beverwijk yang menceritakan tentang Paus Sperma.

 

Ambergris dalam industri wewangian

Bakteri Spirillum Recti Physeteris yang mendiami usus Paus Sperma diduga bertanggung jawab atas perubahan bau sedap dari ambergris. Para ahli menemukan hanya paus jantan yang memuntahkannya. Volume yang dimuntahkan saat pertamakali hanya kira-kira sebesar 3-4 persen dari saat ditemukan setelah mengambang bertahun-tahun di samudera.

Warnanya tidak seputih saat ditemukan melainkan berwarna abu-abu pekat atau kehitaman dengan bau yang bikin kepala pusing. Diduga karena pengaruh air laut yang terus-menerus berinteraksi ditambah pengaruh atmosfir perlahan-lahan ambergris berubah warna menjadi terang hingga kemudian menjadi hampir berwarna putih dan baunya ikut berubah menjadi sedap.

Orang-orang Mesir Kuno menggunakan ambergris sebagai campuran dupa. Sementara negara-negara Timur Dekat (Mesopotamia, Syam dan sekitarnya) telah lama menggunakannya dalam meracik parfum.

Namun sejak 1000 tahun yang lalu, Ibnu Haukal⁴ menilai ambergris setara dengan emas dan budak dikarenakan baunya yang bikin ketagihan. Karena itulah orang-orang Turki sering membawa Ambergris sebagai salah satu sesaji yang dipersembahkan di depan Ka’bah sebelum masa Rasulullah SAW.

Ambergris dalam industri wewangian digunakan sebagai fiksatif. Ia akan mengikat aroma-aroma yang lemah dan mudah menguap, memperkuat dan mempertahankannya.  Aroma tersebut akan menjadi jauh lebih baik dan terkesan mewah.

Jika kamu penasaran bagaimana ambergris digunakan dalam pembuatn parfum, kami akan berbagi teknisnya sebagai berikut:

Proses penggunaan ambergris dalam pembuatan parfum melibatkan pencampuran dan kombinasi dengan bahan-bahan lain untuk menciptakan aroma yang diinginkan. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat:

  1. Pembersihan Ambergris: Jika menggunakan ambergris mentah, langkah pertama adalah membersihkannya. Hal ini melibatkan penghilangan kotoran dan residu lainnya yang mungkin melekat pada ambergris.
  2. Penggilingan atau Pemecahan: Ambergris bisa dipecah atau digiling menjadi serpihan halus agar lebih mudah diolah dan mencampur dengan bahan-bahan lainnya.
  3. Pencampuran dengan Basis Minyak atau Alkohol: Ambergris kemudian dicampur dengan basis minyak atau alkohol. Basis ini berfungsi sebagai pembawa aroma yang membantu menyebarkan dan merilis wangi parfum secara perlahan.
  4. Kombinasi dengan Bahan Lain: Perfumer atau ahli pembuat parfum kemudian mencampur ambergris dengan bahan-bahan lain seperti minyak esensial dari tanaman, rempah-rempah, atau bahan kimia sintetis yang menciptakan profil aroma yang diinginkan.
  5. Proses Aging (Pematangan): Beberapa parfum yang menggunakan ambergris mungkin mengalami proses pematangan yang dikenal sebagai aging. Proses ini memungkinkan bahan-bahan untuk menyatu dan menghasilkan aroma yang lebih kompleks.
  6. Penyesuaian dan Pengujian: Perfumer akan melakukan penyesuaian dan pengujian untuk memastikan bahwa aroma yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas dan mencapai karakteristik yang diinginkan.

Sejauh ini beberapa negara melarang ambegris untuk diperdagangkan. Diantaranya yang paling ketat adalah Amerika Serikat, Australia, dan India. Meskipun hal itu tidak berhubungan secara langsung dengan perburuan ikan paus, namun dikhawatirkan kehidupan satwa langka tersebut akan terganggu dengan aktifitas manusia yang berburu muntahannya.

Para ahli kimia kemudian memperkenalkan Ambroxan sebagai ambergris sintetis dengan fungsi yang hampir sama.

Keutamaan ambergris dalam industri parfum

Ambergris memiliki beberapa keunikan dan keutamaan yang membuatnya sangat bernilai dalam industri parfum, diantaranya adalah aroma yang unik. Belum ada seorangpun yang menemukan aroma seperti ambergris higga ia ditemukan. Aroma yang lembut, dan hangat kemudian berkembang seiring waktu. Makin lama ia terpapar air laut dan udara, maka makin unik dan semakin baik kualitasnya. Ambergris mampu menghasilkan lapisan-lapisan aroma yang kompleks dan menggoda ketika digunakan dalam campuran parfum.

Kemudian ambergris juga dikenal memiliki kemampuan untuk mempertahankan aroma. Ambil selembar kertas lalu berikan setetes ambergris, maka kamu akan menyaksikan ia akan bertahan selama berminggu-minggu.

Sebagai pengikat yang sempurna, ambergris juga dikenal sangat baik dalam menstabilkan dan mempertahankan aroma asli, bahkan yang paling lemah sekalipun.

Dalam proses pematangannya, ambergris bahkan memiliki kemampuan untuk menciptakan lapisan-lapisan karakter aroma baru yang kompleks.

Perkiraan harga ambergris asli saat ini

Dunia wewangian sempat heboh pada bulan Juni tahun 2021 yang lalu. Tatkala seorang nelayan Yaman beserta kru-nya yang sangat beruntung menemukan ambergris seberat 127 kg senilai 23,3 milyar Rupiah. Di tahun yang sama, seorang nelayan di Thailand juga menemukan ambergris seberat hampir 30kg senilai lebih dari 15,5 milyar Rupiah meskipun ia nampaknya tak segera menjualnya karena menunggu penawar tertinggi atas temuannya tersebut.

Kejadian-kejadian ini membuat orang-orang semakin penasaran berapa sebenarnya harga pasaran untuk ambergris ini. Mengutip dari harian New York Post, harga ambergris saat ini diketahui senilai Rp400 ribu per-gramnya.

Meskipun tidak ada patokan harga resmi karena ambergris lebih banyak diperjual belikan di pasar gelap akibat larangan perdagangan internasional, namun jumlah tersebut dinilai sangat menggiurkan semua orang.

 

Referensi:

    1. Wikipedia, Ambergris
    2. Sci-News. Italian paleontologists have reported the discovery of enigmatic fossils in Pleistocene shallow-marine clay deposits in central Italy.
    3. Picturing Scent, The Tale of a Beached Whale
    4. Ancient Trading Centres of the Persian Gulf: I. Siráf