Majalahparfum – Parfum Asli Dan Parfum Palsu. Parfum asli didistribusikan dan dipasarkan melalui dua cara berbeda. Patut kita ingat daan camkan, merek-merek parfum dunia pastilah selalu menjaga citra mereka sebagai parfum berkualitas tinggi.
Karenanya, apakah mungkin parfum mereka bisa didapat di sembarang toko fisik atau online apalagi menjual produk tanpa dus, dengan botol yang lecet di sana-sini, atau dalam bentuk barang retur, ori Singapore, dan ragam istilahnya? Menurut Anda?
Cara konvensional
Ini merupakan rantai distribusi yang panjang dari
pabrik -> distributor -> wholesaler -> retailer -> konsumen
Parfum yang dipasarkan dengan cara seperti ini contohnya Chanel, Bvlgari, Bodyshop, Tom Foord, Dolce & Gabanna, Calvin Klein dan sebagainya. Produk yang didistribusikan dengan metode seperti ini bisa Anda dapatkan pada:
- Retailer online dengan lisensi resmi dari distributornya. Contohnya beauty.com atau soap.com yang membeli langsung dari distributor parfum yang ditunjuk oleh sebuah merek. Hati-hati dengan penjual parfum online yang banyak Anda temukan di toko-toko online.
- Konter atau website resmi merek yang bersangkutan. Konter resmi merek terkenal pastilah berada di pusat perbelanjaan terkemuka, bukan di tempat yang tak jelas. Hermess, misalnya, memiliki website resmi Amerika usa.hermes.com
Network marketing atau direct selling
Ini merupakan cara yang revolusioner dalam mendistribusikan parfum. Perusahaan parfum kelas dunia melalui Independent Distributor memasarkan produk langsung kepada konsumen.
Jadinya rantainyaa pendek: pabrik -> distributor -> konsumen
Distributorlah yang mendapat keuntungan langsung dari penjualan. Dengan sistem seperti ini, harga parfum berkualitas dunia jadi jauh lebih terjangkau. Sistem seperti ini membuka peluang bagi banyak orang untuk menjadi distributor dan ikut menikmati keuntungan penjualan.
Parfum Ori Reject, KW, Ori Singapore, Ori Tanpa Duus, Ori Tester Asli atau Palsu?
Parfum asli tidak mengenaal istilah ori reject, ori Singapore, ori tanpa dus, atau tester. Asli ya asli saja tanpa embel-embel. Masuk akalkah sebuah merek terkenal dengan quality control yang ketat begitu ceroboh hingga menghasilkan dan meloloskan begitu banyak produk reject, tester, tanpa dus yang bisa mensuplai dan memenuhi begitu banyak toko parfum?
Silakan masuk ke website resmi Chanel US dan cari Eau De Parfum Chanel Coco Mademoisele. Di sana tercantum isi 3,4 floz (sekitar 100 ml) seharga $124 (lebih kurang Rp 1.65 juta). Lalu, carilah produk sejenis secara onlinee. Anda akan menemukan beragam harga.
Ada yang menuliskkan Rp 2,9 juta belum termasuk diskon 10%. Ada lagi yang menuliskan harga oulet Rp 3,5 juta tapi harga toko online mereka hanya Rp 2,4 juta. Laalu, ada juga yang menawarkan dalam bentuk ori reject tanpa dus dengan harga Rp 200 ribuan.
Pertanyaannya, mengapa harganya begitu beragam dan selisih harga antara penjual yang satu dan lainnya sangat besar? Begitu kacaukah pricing produk sekelas Chanel sehingga tidak ada standar harga ecer yang sama? Tidak mungkin, bukan?
Mungkinkah Chanel ataupun distributor resminya mengobral harga sedemikian rupa sehingga produk yang aslinya berharga Rp 1,65 juta (di Amerika, belum di Indonesia) menjadi hanya 200 ribuan? Silakan kita renungkan masing-masing.
Parfum asli selalu dalam dus bersegel
Parfum asli selalu memiliki dus dan bersegel. Jika itu parfum tester, pada dus tercantum Tester Not For Sale atau Demonstration. Selain itu dus dan segel merupakan dua prasyarat yang harus dipenuhi parfum karena parfum termasuk dangerous good yang kemasannya harus mengikuti aturan tertentu.
FBI dalam websitenya mengidentifikasi parfum palsu sebagai berikut:
- Kemasan agak berbeda dari produk asli (warna atau huruf pada produk).
- Produk kadang dipromosikan sebagai “edisi terbatas” meski merek tersebut tidak menawarkannya sebagai edisi terbatas.
- Harga agak atau jauh lebih murah.
- Warna parfum berbeda dari aslinya: warna yang sangat pucat menunjukkan bahwa cairannya telah diencerkan dengan alkohol atau terlalu banyak mengandung alkohol; warna yang terlalu gelap berati menggunakan bahan berkualitas sangat rendah seperti bahan kimia palsu.
- Dijual oleh pengecer tak resmi termasuk kios-kios di mal, melalui internet atau pasar bekas.