Majalahparfum – Mengapa Wangi Parfum Yang Sama Bisa Tercium Berbeda Pada Orang Berbeda? Kulit itu seperti sidik jari. Semua orang memiliki kulit yang unik, berbeda satu sama lain. Karenanya, satu wewangian yang cocok pada satu kulit belum tentu cocok untuk kulit lain. Kita semua memiliki kimiawi kulit yang berbeda-beda.

Kimiawi kulit bisa berubah dari waktu ke waktu. Kalau ini terjadi, wewangian yang awalnya beraroma wangi di kulit kita bisa berubah menjadi tak menyenangkan. Ini beberapa faktornya.

PH Kulit– pH kulit yang normal 4-5.5. Yang membuat pH kulit tidak seimbang antara lain sabun, masalah metabolik seperti diabates dan kelainan tiroid, suhu udara, dsb. Untuk menjaga keseimbangan pH kulit jaga makan, pakai lotion, dan tabir surya. Kadar pH mengindikasikan tingkat keasaman atau alkali dari kulit. Kadar pH normal kulit memiliki range 4-5,5.

Stress – Jika kita sering merasa cemas itu akan mempengaruhi jantung, menyebabkan tangan basah dan mulai berkeringat. Semua ini akan menyebabkan perubahan pada kimiawi tubuh dan mengakibatkan parfum Anda beraroma berbeda.

Makanan – Apa yang kita makan erat kaitannya dengan bagaimana suatu wewangian tercium pada kulit kita. Makanan kita mengubah secara radikal aroma parfum pada kulit. Contoh, terlalu banyak mengonsumsi bawang putih menyebabkan sedikit aroma bawang masuk dari kulit saat kita berkeringat dan bercampur dengan aroma parfum kita. Begitu juga bawang merah dan makanan lain yang menghasilkan gas juga berdampak pada wewangian kita.

Usia – Bagaimana memilih parfum yang tepat untuk kimiawi kulitt kita akan berubah seiring usia. Usia juga sebuah faktor yang memengaruhi kimiawi kulit. Ini menyebabkan sejumlah perubahan hormonal penting pada laki-laki dan perempuan. Perubahan pertama terjadi dari anak-anak ke remaja. Pubertas itu masa sulit bagi tubuh dan kulit remaja.

Kehamilan – Ini salah satu hal yang menyebabkan perubahan hormonal yang besar. Kehamilan dapat menyebabkan wewangian tercium berbeda. Yang sebelumnya kita suka bisa menjadi tak kita sukai.

Menopause – Saat menopause, kulit menjadi lebih kering dan lebih tipis. Testosteron dan estrogen fluktuatif dan keringat di malam hari sering terjadi.

Pengobatan – Sakit dan pengobatan juga menyebabkan perubahan kimiawi kulit. Contohnya, seorang yang terkena diabetes akan mengalami kesulitan menemukan wewangian yang bekerja dengan baik pada kulitnya. Ini disebabkan fluktuasi kadar gula darah. Ketika kadar gula darah berubah, begitu juga aroma parfum yang mereka pakai.

Kekacauan aroma – Selain kimiawi kulit, hal lain yang kemungkinan besar berkontribusi adalah kekacauan aroma, yaitu akumulasi  campur-baurnnya  aroma dalam kebiasaan sehari-haari mereka; mulai dari pewangi pakaian, shower gel, lotiion, sampo, kondisioner, dan produk rambut lainnya, belum lagi produk-produk berpewangi tinggi seperti deodorant.

Oleh karena itu, bijaksana bagi kita untuk tidak memilih wewangian berdasarkan aroma yang tercium pada seseorang. Hal ini dikarenakan tahap perkembangan aroma yang kita cium dari wewangian yang digunakan oleh orang lain dapat mempengaruhi kecintaan kita saat menggunakan parfum tersebut pada diri sendiri. Apabila kita mencium aroma yang berbeda saat parfum tersebut disemprotkan pada kulit kita, kemungkinan besar kita akan merasa kecewa.